Kenapa ya perempuan yang saya kenal kok jadi sok tau? Kalau sok tau karena memang bener-bener tau sih nggak masalah, tapi dia sok tau Meskipun sebenarnya dia itu nggak tau apa-apa.
Perasaan saya, dulu dalam setiap diskusi dia nggak pernah punya pendapat sendiri (maksudnya pendapat yang dihasilkan dari pemikiran yang mendalam terhadap sesuatu setelah sekian lama di perhatikan, dikaji, dan direnungkan lalu kemudian disimpulkan).
Tapi sekarang setelah selang beberapa tahun dia menjadi berubah ANEH. Tiba-tiba dia banyak bicara tentang suatu hal, entah itu pendapat tentang kehidupan sosial, pernikahan, psikologi anak-anak atau bahkan spiritual. Bahkan tak jarang dia mulai lancang bicara tentang TUHAN yang dulu sama sekali dia nggak tau menahu dan mau tahu soal itu. Sekarang tiba-tiba dia seperti seolah sudah berdiskusi dengan TUHAN selama bertahun-tahun.
Ada apa ya dengan dia? Dulu kalau berpendapat dia biasanya mengutip pendapatnya orang lain, yang mana orang lain itu pendapatnya selalu mengutip dari buku-buku yang dibacanya dari hasil beli di toko buku yang jutaan orang lainnya juga membeli buku tersebut, sehingga pendapatnya menjadi pendapat yang basi kwardat. Karena pendapat yang dikutip saja sudah basi.
Di perparah dengan sifat barunya yang selalu memaksakan pendapatnya yang basi tersebut sebagai kebenaran yang tak terbantahkan. Saat itulah saya mulai berfikir, apakah itu nature dari seorang perempuan atau ini nature dari sebagian besar umat manusia yang memang sebagian besarnya lagi adalah perempuan?
Seandainya saya bisa menyanyikan sebuah lagu Rock yang sangat cadas, kira- kira liriknya sebagai berikut… “KAMU PIKIR KAMU SIAPA HINGGA AKU HARUS IKUTI APA KATAMU!… SIAPA NENEK MOYANGMU HINGGA AKU HARUS TURUTI KATA-KATAMU… APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN UNTUK UMAT MANUSIA HINGGA AKU HARUS DENGAR UCAPAN-UCAPANMU!!!”
Tentunya dengan beat seperti lagu-lagu METALLICA dan teriakan ala Marilyn Manson, pasti lirik di atas akan menjadi lagu yang MENCERAH-kan.
Tapi memang problem di masyarakat Negara berkembang seperti di Indonesia, adalah TIDAK ADANYA PENGHARGAAN ATAS PENDAPAT ORANG LAIN, karena sedikit ilmu, tentunya sedikit juga penghargaan atas pendapat orang lain.
Seperti yang sering saya alami ketika berbicara tentang musik kepada orang yang sedikit sekali mendengar jenis musik, pasti musik yang sedikit dia bisa nikmati itu adalah musik yang dia anggap paling enak, bukankah yang begitu itu so klise?