Ada saatnya laki-laki harus pergi seorang diri.

mendengar hujan menghajar dinding rumah kayuku.


Malam ini bola mataku lagi ramai oleh bayanganmu yang membuatku susah tidur !

Ada cita-cita luhur yang tertanam di sana sehingga sangat bisa disebut idealisme.

Harum rambutmu mengalun bergelut senda



Wangi tanah kembali semerbak bersama ribuan bulir yang menitik dari pepohonan.


saat dibutuhkan, saat di belakangmu, dan setelah kematianmu.


Beranjak dewasa adalah proses memilah.




Besar pasak dari tiang.


Luka dijadikan aksara, duka dijadikan kata-kata, musibah dijadikan risalah.
Sedikit saja kau menyakitinya, mampus kau dijadikan karya sastra.

Semakin mudah keyakinan itu kita terima, semakin mudah pula ia hilang.

Aku ingin menjadi pohon oak, yang berani menantang angin.


Tapi ketika aku hendak pergi dan kamu tidak berusaha menahan, maka aku akan pergi sungguhan.
Sesederhana itu, aku.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.


Semerbak yang menarikku dalam keheningan




Yang di tepi jalan mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.


Apalagi yang hanya sebagai penikmat aksara dan pecandu kata.
Kewalahan kesana-kesini mencari perwakilan hati.

Arsitektur bangunan dan pengolahan lahan masih mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia, dan lingkungannya.
(Bali Bagus)


Menghantam cadasnya hatimu yang keras. Lalu menepi pada pesisir pasirmu yang dingin.
(Bali Bagus)


Banyak yang berkata kalau diri mereka adalah seorang aktivis.

Apa dan bagaimana, kapan dan mengapa, siapa dan untuk apa.




Tulisanku semuanya selalu tentang kamu.

Kampus hanya tempat untuk membantu menemukan dan melatih kita untuk memegang dan mengamalkan idealisme.



Kalau kepentingannya udah beda, atau periode waktunya bergeser, pasti temennya beda lagi.


Apapun bentuknya dan apapun jalan yang ditempuh. Asal itu bercita-cita luhur, maka itu termasuk idealisme.

tapi berjalan beriringan bisa membawamu lebih aman hingga tiba di tempat tujuan



Terima kasih untuk cantik gadismu.
(Bali Bagus)


Banyak orang yang bertindak skeptis dan tidak mau tahu mana yang sebenar-benarnya ‘benar’ dan mana yang sebenar-benarnya ‘salah’.

Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.


Berenanglah dengan ringan dan santai untuk mendapatkannya.

Dengan humor, pikiran kita jadi sehat

Dibanding dia yang memelukmu erat, agar pisaunya tertancap lebih dalam.

Kalian ajarkan aku akan artinya kebersamaan.
Terimakasih Bali ku.

Begitu didamba untuk segera datang menyapa. Inginku seperti itu.



Jari-jari waktu menggamitku.



KELAS K1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 (UNTAG) SEMARANG
GOES TO BALI
2019 in Denpasar, Bali
- Danny Gaida Tera ELgar
- Bayu Prasetyo Aji
- Hendy Setiawan
- Meckel Tri Larbhyyanto
- Khishtin Thonia Zamrud
- Dukhaeriyah
- Dewi Aisya
- Risky Wahyu Pertiwi
- Mochamad Faizal Harnawan
- Dwi Poso Purnomo
- Rizki Bagus Maulana
- Nanu Bayu Piliyanto
- Dwi Lintang Novy Cristiana
- Wahyu Deny Handayani
- Vivi Melati
- Ida Aprilliana
- Cadhika Surya Pradana
- Nurhafiz Akbar Rizki Hartio
- Ahmad Fika Faidlunnawal
- Tatag Indra Sadono
- Adinda Medy Novela
- Carrolina Galuh Rakasiwi
- Lintang Ade Yanantia
- Muchamad Nur Fadeli
- Heru Budi Utoyo
- Aviceinna El Hadi
- Imam Syafi’i
- Muhammad Abi Hamzah
- Rizki Nurcahyo Kurniawan
- Sylvester Yogi Reviando
- Silvester Yoga Ardilles
- Dikia Satrio Panji
- Wahyu Ardianto
- Dimas Adi Syahputra
