Kejahatan terbesar yang pernah kulakukan adalah menipu kalian dengan berpura-pura bahwa aku orang yang sangat bahagia 100%. Masalahnya, aku tak bisa membohongi kalian. semuanya.
Itu tidak adil bagiku ataupun kalian.
Selama beberapa tahun ini saya sudah tak bisa merasakan lagi kegembiraan dalam mendengar, Kadang aku merasa bahwa aku harus dipaksa untuk Gembira. Dan aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargai paksaan itu. Saya sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargainya. Dan saya benar-benar menghargai hal itu. Tuhan mempercayaiku, dan saya juga, tapi ternyata itu tidak cukup.
Saya pasti salah satu tipe orang narcissist yang hanya menghargai sekeliling ketika saya sedang sendirian. Aku terlalu sensitif, Aku butuh sedikit rasa untuk bisa merasakan kembali kesenangan yang kupunya ketika kecil, Penuh cinta dan selalu gembira, mencium siapa saja yang dia ditemui karena menurutnya semua orang baik dan tidak akan menyakitinya.
Aku sekarang adalah seorang yang lemah, tidak tahu terima kasih, dan sedih.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, saya telah belajar banyak menghargai orang-orang yang saya kenal secara dekat. Tapi saya tetap tidak bisa menghilangkan rasa frustrasi, perasaan bersalah, dan empati saya kepada semua orang. Ada kebaikan diantara kita semua, saya benar-benar mencintai umat manusia secara keseluruhan, sangat mencintai sampai itu membuat saya sedih.
Awalnya kehidupan saya sangat baik, dan saya bersyukur. Tetapi sejak berumur 9 tahun, saya mulai membenci umat manusia secara keseluruhan. Hanya karena begitu mudahnya orang berteman dan merasakan empati. Semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat saya kagumi sekaligus membuat saya iri. Dan saya rasa, saat ini saya memiliki empati. Karena saya sangat menyayangi dan merasa peduli kepada semua orang.
Terimakasih dari lubuk hati saya yang terbakar dan menyakitkan ini atas perhatian yang saya terima selama ini. “Aku hanyalah seorang anak yang angin-anginan dan plin-plan! Sudah tidak ada semangat yang tersisa dalam diriku.”
Lebih baik terbakar habis, daripada memudar.